BANJARMASIN, Realitaspost.com – Di tengah hiruk pikuk kehidupan rumah tangga, tak banyak yang menyangka bahwa sosok perempuan bernama Paradila Nur Kharisma Alam di sapa (Ima) menyimpan cahaya semangat yang tak pernah padam.
Perempuan kelahiran Klaten, 21 Desember 1986 ini, membuktikan bahwa menjadi ibu rumah tangga bukanlah batas akhir dari berkarya melainkan panggung baru untuk memberi arti dan kontribusi yang lebih luas bagi masyarakat.
Beralamat di Jalan Sempurna 66 Abadi, Komplek Griya Utama Mandiri, Banjarbaru, Kalimantan Selatan, Paradila dikenal sebagai pribadi yang bersahaja namun penuh semangat. Ia kini tengah bersiap menerima penghargaan Bintang Award XI pada Juni 2025, sebuah penghargaan bergengsi yang diberikan kepada perempuan-perempuan berprestasi dan menginspirasi.
“Membuktikan menjadi ibu rumah tangga bukan halangan untuk tetap berkarya. Dengan mendapatkan penghargaan pada tanggal 9 Agustus Bintang Award XI, saya ingin memotivasi perempuan lain tentang pentingnya meningkatkan kualitas diri dan meraih penghargaan atas kontribusi serta pencapaian yang telah diraih, ” tutur Paradila dengan mata berbinar.
Sebelum memutuskan untuk fokus pada keluarga, Paradila pernah aktif di dunia seni peran.
Ia menjelajahi dunia akting lewat serial televisi dan panggung teater. Dunia seni memberinya ruang untuk memahami banyak karakter, menggali sisi emosional terdalam manusia, dan menumbuhkan empati yang kini menjadi bekalnya dalam menjalani kehidupan sebagai istri dan ibu.
Beberapa pentas teater dan sinetron lokal hingga nasional pernah ia ikuti. Ia dikenal piawai membangun chemistry dengan lawan main, sekaligus menyelami karakter yang ia perankan dengan penuh totalitas.
Dunia akting telah membentuknya menjadi pribadi yang kuat, lentur, dan penuh ekspresi—karakter yang kini ia bawa dalam aktivitas sosial dan pemberdayaan perempuan di komunitasnya.
Tema penghargaan tahun ini, "Lembayung di Ufuk Khatulistiwa: Cahaya Intan Kalimantan", dirasa sangat menggambarkan sosok Paradila.
Seperti lembayung yang hangat namun tegas di langit senja, Paradila hadir sebagai cahaya yang menginspirasi, terutama di tengah tantangan yang kerap dihadapi perempuan dalam menjaga keseimbangan antara keluarga, karya, dan kontribusi sosial.
Penghargaan ini tidak hanya menjadi pengakuan atas perjalanan dan dedikasinya, tapi juga simbol perjuangan banyak perempuan yang memilih jalan sunyi, mengasuh, membina, dan membangun keluarga, tanpa melupakan impian dan jati dirinya.
Kisah Paradila menjadi cermin bahwa tidak ada peran yang lebih tinggi atau lebih rendah antara karier dan keluarga.
Ia menyatukan keduanya dengan penuh cinta dan tanggung jawab. Melalui penghargaan ini, ia berharap semakin banyak perempuan yang percaya bahwa setiap pilihan hidup adalah bentuk perjuangan mulia yang layak dihargai.
“Selama kita terus berproses, belajar, dan memberi, maka kita sudah berada di jalur prestasi—meski itu dimulai dari dapur rumah sendiri,” tambahnya.
Dengan semangat yang tak pernah padam, Paradila Nur Kharisma Alam melangkah pasti ke panggung penghargaan, membawa nama Banjarbaru dan Kalimantan Selatan sebagai bagian dari cahaya perempuan Indonesia yang tak pernah padam.
Sosok Paradila ternyata jago memasak. Mahir didapur dengan memasak apa apun dikuasainya. Dalam beberapa hari yang lalu menjuarai lomba memasak meraih juara pertama di salah satu event di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan.
Berita